Oleh Blogger dan Youtuber Fans KDM, Juson Simbolon
Kang Dedi Mulyadi mungkin saja memiliki banyak hal, mulai orang, logistik, loyalis namun minim personil intelektual organik yang punya bacaan politis dan akses elit. para pendukung loyalisnya banyak berlatar belakang keluarga biasa, membuat sifat pekerja keras membangun kehidupannya. Sehingga minim waktu untuk mengasah kemampuan dan pemahaman historis atas implementasi gagasan besar Kang Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat.
Selama tiga tahun mengambil inisiatif membangun forum-forum kecil tingkat desa di Jawa Barat, tujuannya membangun partisipasi untuk memperluas potensi lahirnya organik intelektual yang memiliki pemahaman strategi dan taktik, berkemampuan luas dan militan untuk mencapai visi besar Ngurus Lembur Nata Kota hingga ke ruang-ruang terkecil. Sehingga kesadaran kolektif akan misi besar Jawa Barat membumi di setiap jengkal pemukiman warga Jawa Barat.
Kita menyadari Kang Dedi Mulyadi sudah menjadi magnet yang cukup kuat di Wilayah Jawa Barat. Dalam konteks mobilisasi, kehadiran kita sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi. Sebab, jika Kang Dedi Mulyadi berkunjung ke suatu tempat di Jawa Barat, ribuan penggemar atau yang hanya ingin sekedar bersalaman pasti menantinya. Dalam konteks figur politik bisa dikategorikan sangat besar pengaruhnya di Jawa Barat. Belum lagi jaringan dukungan dari asosiasi perangkat Desa se-Jawa Barat yang sudah secara terbuka di ruang publik.
Tetapi apakah masih diperlukan lingkaran militan dan bertindak sebagai intelektual organik yang terus bekerja meningkatkan kesadaran kolektif atas gagasan Kang Dedi Mulyadi mempertahankan dan memperjuangkan Jawa Barat dari gempuran kebudayaan yang akan mendegradasi kebudayaan warga Jawa Barat itu sendiri?
Pertanyaan ini menjadi dasar reflektif kita. Serta jawaban atas pertanyaan ini pula mengharuskan kita menentukan posisi dalam gagasan besar Kang Dedi Mulyadi. Saya sangat percaya bahwa dialog partisipatif warga menjadi media untuk memberikan pemahaman rasional terkait problem sosial di Jawa Barat.
Sebagai salah satu contoh. Selama ini persoalan Bank Keliling, atau Rentenir adalah masalah besar yang akan terus berdampak pada lingkaran kemiskinan kultural di Jawa Barat di hari yang akan datang. Pernikahan dini, perceraian dan migrasi angkatan kerja muda ke banyak tempat di luar Jawa Barat
Kemampuan analisis sosial atas keadaan ini seharusnya dilakukan para intelektual organik yang bekerja membangun dialog di kantong-kantong pemukiman warga. Mengurai dan memberikan gambaran besar bahwa persoalan sosial ini harus diselesaikan dengan pendekatan struktural. Atau lebih sederhana lewat kebijakan protektif serta kebijakan pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota yang berorientasi pada kesejahteraan warga Jawa Barat. Sebab semua lingkaran problem sosial yang berakibat pada lingkaran kemiskinan itu harus disadari oleh warga sumber utamanya adalah kesejahteraan serta upaya serius pemerintah untuk mengelola potensi sumber daya alam dan anggaran pembangunan daerah.
Dengan kesadaran itu, warga menentukan pemimpin di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah mereka yang memiliki kesamaan gagasan besar dengan Kang Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat. Dengan kesadaran itu pula, warga akan terus mendukung kebijakan-kebijakan strategis pemerintah ketika pilihan itu sudah ditentukan.
Hal lain yang sangat penting dari dialog-dialog kecil partisipatif adalah meningkatkan kesadaran warga agar tidak terhasut oleh upaya manipulasi informasi dengan jargon-jargon politik berbau Agama, Sara dan stigmatisasi anti agama terhadap figur-figur yang konsisten mempertahankan kebudayaan orisinil Jawa Barat. Kesadaran dan kebanggaan menjadi warga Jawa Barat khususnya Sunda mesti terus-menerus dibangun lewat dialog antar warga dengan penjelasan rasional. Agar budaya inferior terhadap budaya asing tidak semakin membudaya.
Untuk itu, posisi kita dalam gagasan besar Kang Dedi Mulyadi idealnya menjadi intelektual organik yang terus bekerja mengorganisir secara massif dialog partisipatif terkait masalah sosial Jawa Barat dan menjelaskan gambaran solusi yang ditawarkan Kang Dedi Mulyadi lewat gagasan besar “Ngurus Lembur Nata Kota”
Pertanyaan akhir. Berapa banyak yang sudah siap menjadi intelektual organik dan bersedia bekerja militan secara mandiri di masing-masing Kabupaten/Kota Se Jawa Barat? Pengalaman selama tiga tahun terakhir menyimpulkan belum cukup signifikan tetapi potensinya masih sangat terbuka luas untuk berkembang dengan catatan proses mentoring dan pendampingan harus terus dilakukan terhadap individu-individu yang memiliki potensi dari masing-masing wilayah Jawa Barat.